Sebagai umat muslim, ada baiknya menyelami pelajaran-pelajaran baik dari nabi dan rasul. Setiap nabi dan rasul memiliki kisah inspiratif masing-masing, sehingga sangat cocok untuk dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya sebagai perbaikan diri kedepannya. Tak hanya hikmah, anda dapat menerapkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh para nabi juga rasul.

Kali ini mari mempelajari salah satu dari 4 sifat wajib dari para rasul Allah SWT, yakni As Siddiq. Sifat ini memiliki arti selalu benar juga jujur. Setiap rasul Allah pasti memiliki sifat benar atau jujur di setiap keadaan dan perkataan, mereka tidak pernah berbohong di setiap ucapannya apalagi tentang ajaran-ajaran Allah SWT yang mereka sampaikan kepada umat-Nya. 

Salah satu nabi atau rasul yang paling lekat dengan sifat ini adalah Baginda Nabi Besar Umat Islam Muhammad SAW, kejujuran dari nabi terakhir pembawa kitab penyempurna ini bahkan juga diakui oleh para sahabat sampai kalangan musuh beliau. Merujuk kepada salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Ali RA yakni bahwa Abu Jahal ternyata pernah menyatakan pendapatnya kepada Baginda Rasulullah SAW sebagaimana berikut: “kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.”

Tak hanya Nabi Muhammad SAW, tetapi juga melekat pada Nabi Ibrahim AS terhadap ayahnya sang pematung ulung yang menjadi pemuka agama penyembah berhala. Beliau dengan berani berkata jujur tentang kesalahan ayahnya tersebut, kejadian ini diceritakan dalam QS Maryam ayat 41 yang berbunyi:

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِبْرٰهِيْمَ ەۗ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا

Yang berarti: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Alquran), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.”

Sifat jujur ini sebenarnya wajib diterapkan pada setiap kondisi dalam kehidupan manusia, mulai dari sekedar berkata-kata, menyampaikan kabar berita, menyatakan pendapat, belajar di sekolah, mengerjakan soal ujian, membangun usaha atau mendirikan bisnis, melakukan sebuah pekerjaan, berdagang dan apapun itu di setiap menit manusia bernafas di dunia.

Namun sayangnya manusia masih saja sering melupakan pentingnya menerapkan sifat jujur yang utama ini, ibarat tiang utama dari sebuah rumah. Kejujuran menjadi tolak ukur pandangan manusia terhadap manusia lainnya, begitu juga terjadi pada pandangan Allah SWT kepada umat-Nya.

Seribu kebaikan akan runtuh jika sekali anda diketemukan berlaku tidak jujur oleh orang lain, namun Allah SWT maha pengasih lagi maha pemaaf sehingga tidak ada yang tahu dosa berbohong anda akan diampuni atau tidak. Hanya Allah dan Malaikat yang tahu, kita sebagai umat-Nya hanya bisa menyadari juga memohon ampun kepada-Nya agar segala kebohongan yang kita lakukan secara sengaja atau tidak sengaja ini dapat ampunan dari Yang Maha Pencipta.

Tidak menerapkan As Siddiq sebenarnya tidak hanya berefek pada dosa belaka, tetapi ada efek negatif yang secara langsung dapat kita rasakan seperti perasaan tidak tenang, perasaan was-was, bahkan sampai ketakutan akan kebohongan yang anda perbuat dapat terbongkar kapan saja. Bisa jadi hari terbongkarnya akan menjadi kehancuran diri dalam segala aspek hidup.

Sekian penjelasan tentang salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh rasul Allah SWT, Sifat As Siddiq atau kejujuran sangat baik jika kita terapkan pada diri sendiri sebagai sosok umat muslim yang patuh kepada Allah SWT untuk menjaga keberlangsungan hidup yang sejalan dengan tuntunan Sang Maha Pencipta Semesta Alam.